Jumat, 05 April 2019

Duduk Daun

Duduk Daun
Sit Leaves
Izziyatul Amal

Abstrak
Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2019 bertempat di Laboraturium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Daun pada batang mempunyai keteraturan susunannya. Daun terdapat pada buku-buku batang. Daun juga mempunyai susunan yang tetap pada spesies-spesies tumbuhan. Oleh karena itu tata letak daun sering dipergunakan  sebagai salah satu ciri pengenal bagi tumbuhan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal macam-macam duduk daun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan langsung duduk daun tumbuhan pandan wangi, pacing, mengkudu, asoka, alamanda, pulai, dan srikaya yang terdapat dalam area lingkungan sekitar dan mengidentifikasi serta mengenali duduk daun dari tiap daun tumbuhan yang diamati. Hasil dari praktikum ini adalah kami dapat mengetahui dan mengenal macam-macam duduk daun yang terdapat pada masing-masing tumbuhan yang diamati.
Kata kunci: Duduk Daun, Deret Fibonacci, Spirostik, Parastik.

Abstract
                    This practicum was held on March 19, 2019 at the Biology Laboratory FKIP Syiah Kuala University. Leaves on the stem have regularity. Leaves are found in stem books. Leaves also have a fixed arrangement in plant species. Therefore the layout of the leaves is often used as one of the identifying features of plants. This practicum aims to find out and recognize the various types of leaf seating. The method used in this study was by direct observation of the leaves of fragrant pandanus plants, pacing, noni, asoka, alamanda, pulai, and srikaya found in the surrounding environment and identifying and recognizing the seated leaves of each plant leaf observed. The results of this practicum are that we can know and recognize the various types of leaf sitting in each of the plants observed.
Keywords: Sitting Leaves, Fibonacci Series, Spirostich, Parastich.



Pendahuluan
Jika kita bandingkan duduknya daun pada batang berbagai jenis tumbuhan, ternyata bahwa ada perbedaan. Terutama perbedaan itu mengenai aturan letak daun-daun satu sama lain pada batang tadi. Aturan mengenai letaknya daun inilah yang dinamakan tata letak daun (Gembong, 2013, p.65).
            Tata letak daun atau duduk daun (Phyllotaxis) adalah aturan mengenai letak daun pada batang. Berdasarkan jumlah daun pada setiap bukunya, terdapat 4 macam duduk daun,yaitu: duduk daun tersebar (Sparsa), duduk daun berseling (Disticha), duduk daun berhadapan (Opposite), dan duduk daun berkarang (Verticillate) (Juwita, 2008, p.7).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang melekat pada batang. Secara morfologi daun lengkap terdiri atas tiga bagian yaitu pelepah atau upih (vagina), tangkai (petiol) dan helai daun (lamina) (Retno, 2015, p.30).
Auksin dapat memacu kerja giberelin dalam pemanjangan ruas-ruas batang sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah tempat tumbuh daun (nodus) pada tunas batang yang selanjutnya terjadi penambahan jumlah daun (Suyanti, 2013, p.29).
Rubiaceae merupakan tumbuhan berupa pohon, perdu, atau herba kadang-kadang memanjat. Rubiaceae memiliki ciri khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang memiliki daya tarik atau zat mint. Rubiaceae secara alami tumbuh di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga dataran tinggi (Zahrina, 2017, p.116).


Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di laboraturium FKIP Biologi Unversitas Syiah Kuala pada hari kamis tanggal 19 Maret 2019 pukul 15.50-17.30 WIB.

Target/ Subjek/ Populasi/ Sampel
Subjek diperoleh dari observasi lingkungan sekitar. Target yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah kami dapat mengamati dan mengenal macam-macam duduk daun pada tumbuhan yang terdapat pada lingkungan sekitar.

Prosedur
Mengamati dan mengenal bagian-duduk daun tumbuhan pandan wangi, pacing, mengkudu, asoka, alamanda, pulai, dan srikaya. Macam tumbuhan yang telah tersedia diamati. Kemudian diidentifikasi tumbuhan-tumbuhan yang ditemui lalu dikenali duduk daun pada tumbuhan tersebut. Setelah itu hasil pengamatan dicatat dan digambar.      

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Data dan instrumen yang kami dapatkan adalah  melalui observasi. Teknik pengumpulan data dalam praktikum ini kami lakukan secara RAL (Rangkaian Acak Lengkap) dimana objek yang kami teliti merupakan objek yang diamati di dalam ruangan.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang kami jabarkan adalah dengan metode kualitatif dimana setelah melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti kami melakukan penyajian data dengan menyimpulkan macam-macam duduk daun pada tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar dan penyajian data juga dilengkapi dengan gambaran atau secara deskriktif mengenai objek yang diamati.


Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Daun Pandan Wangi

Klasifikasi Tumbuhan Pandan Wangi
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Liliopsida
Ordo        : Pandales
Famili      : Pandanaceae
Genus      : Pandanus
Spesies    : Pandanus amaryllifolius Roxb.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius). Daun Pandanus amaryllifolius Roxb. tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga Pandanus amaryllifolius Roxb. majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih.
Berdasarkan pengamatan tumbuhan pandan wangi didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pandan wangi  merupakan spirostik tiga karena pada satu nodus terdapat tiga daun.

Gambar 2. Daun Pacing

Klasifikasi Tumbuhan Pacing
Kingdom : Plantae
Divisi      : Spermatophyta
Kelas       : Monocotyledonae
Ordo        : Zingiberales
Famili      : Zingiberaceae
Genus      : Costus
Jenis        : Costus speciosus Smith.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan pacing  (Costus speciocus J.Sm.). Tumbuhan jenis pacing atau yang dalam bahasa latin disebut dengan Costus speciosus merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Pacing sering dijadikan sebagai bahan untuk membuat ramuan obat berbagai macam penyakit (Ira, 2016, p.28).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan pacing  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pacing merupakan spirostik satu karena pada satu nodus terdapat satu daun. 



Gambar 3.Daun Mengkudu

Klasifikasi Tumbuhan Mengkudu
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : magnoliopsida
Ordo        : Rubiales
Famili      : Rubiaceae
Genus      : Morinda
Spesies    : Morinda citriffolia L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia L.). Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman jenis tropis yang terdistribusi di Asia Tenggara, Pasifik, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Tanaman ini dapat dimanfaatkan dari buah, daun, biji, dan bunganya. Secara empiris daun mengkudu dipergunakan sebagai kompres untuk menyembuhkan bagian kulit yang luka, sendi yang terkilir, dan juga untuk mengurangi rasa nyeri. Di beberapa daerah, infusa daunnya dikonsumsi sebagai minuman untuk pengobatan demam secara umum, pengobatan malaria, dan sebagai analgesik (Indah, 2013, p.227).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan mengkudu  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun mengkudu merupakan bersilang berhadapan karena pada satu nodus terdapat dua daun yang letaknya bersilang dan berhadapan. 


Gambar 4. Daun Asoka
  
Klasifikasi Tumbuhan Asoka
Kingdom : Plantae   
Divisi      : Spermatophyta
Kelas       : Dicotyledoneae
Ordo        : Rubiales
Famili      : Rubiaceae
Genus      : Ixora
Spesies    : Ixora paludosa L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan asoka (Ixora paludosa L.). Ixora paludosa (asoka)  tingginya bisa mencapai lebih dari 4 m. Lingkar pangkal batang bisa mencapai  40 cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna gelap yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak menempel pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya dengan akar tunggang. Kayunya relatif keras. Bentuk daun lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2 cm dan lebar daun bagian tengah 9,6 cm. Warna bunga merah dengan susunan menggerombol. Sedang untuk asoka hibrida dalam segala hal, ukurannya lebih kecil. Kelebihan dari soka hibrida warna bunganya lebih variatif dan mudah ditanam. Warna bunga asoka hibrida ada yang berwarna merah, jingga, merah muda, kuning dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan tumbuhan asoka didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun asoka merupakan bersilang berhadapan karena pada satu nodus terdapat dua daun yang letaknya bersilang dan berhadapan. 

Gambar 5. Daun AlamandaKlasifikasi Tumbuhan Alamanda
Kingdom  : Plantae              
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Apocynales
Famili       : Apcynaceae
Genus       : Allamanda
Spesies     : Allamanda cathartica L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan alamanda (Allamanda cathartica L.). Alamanda berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia. Perdu memanjat, tinggi dapat mencapai 6 m, berkayu, berbuku-buku, bercabang, dan bergetah. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak daun berkarang berbilangan 3-4, atau berhadapan. Helaian daun berbentuk jorong, ujungnya runcing, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan daun mengilap, berwarna hijau tua, panjang 10-20 cm, dan lebar 2-6 cm (Rina, 2016, p.44).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan alamanda  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun alamanda merupakan berkarang karena pada satu nodus terdapat banyak daun.















Gambar 6. Daun Pulai

Klasifikasi Tumbuhan Pulai
Kingdom : Plantae
Divisi      : Tracheophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Ordo        : Gentianales
Famili      : Apocynaceae
Genus   : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris L. R.Br.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan pulai (Alstonia scholaris L.). Tanaman pulai (Alstonia scholaris) termasuk dalam famili Apocynaceae dari suku kamboja-kambojaan biasa digunakan sebagai obat berbagai penyakit seperti mengobati deman, merangsang nafsu makan, malaria, dan pembesaran limpa. Kulit batang pulai mengandung saponin, flavanoid dan polifenol (Intan, 2016, p.80).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan pulai  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pulai merupakan berkarang karena pada satu nodus terdapat banyak daun.


Gambar 7. Daun Srikaya


Klasifikasi Tumbuhan Srikaya
Kingdom  : Plantae
Divisi       : Magnoliopsida
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Magnoliales
Famili       : Annonaceae
Genus       : Annona
Spesies     : Annona squamosa L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan srikaya (Annona squamosa L.). Srikaya termasuk pohon buah-buahan kecil yang tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5 tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl (Fajar, 2010, p.1).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan srikaya  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun srikaya merupakan berseling karena pada satu nodus terdapat satu daun dan letaknya berseling.


Simpulan dan Saran
Simpulan
        Dari hasil pengamatan pada praktikum duduk daun ini kami mengambil kesimpulan bahwa duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang. Duduk daun pada pandan wangi adalah spirostik tiga, pacing spirostik satu, mengkudu bersilang berhadapan (Folia decussata), asoka bersilang berhadapan (Folia decussata), alamanda berkarang (Folia verticillata), pulai berkarang (Folia verticillata), dan srikaya berseling (Folia disticha).
Saran
Sebelum praktikum dilaksanakan pastikan praktikan memahami betul apa yang hendak diteliti atau sudah memiliki pengetahuan dasar tentang objek yang hendak dipraktikumkan sehingga pada saat praktikum berlangsung praktikan dapat mengindentifikasi objek secara akurat dan akan lebih mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengamatan objek.

Daftar Pustaka
Gembong. (2013). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 
Juwita. (2008). Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Retno. (2015). Identifikasi Tipe Stomata Pada Daun Tumbuhan Xerofit (Eurphobia spelendes), Hidrofit (Ipomea aquatica), dan Mesofit (Hibiscus rosa-sinensis). Jurnal Florea. 2:2, 28-32.
Suyanti, dkk. (2013). Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling dengan pemberian IBA (Indole Butyric Acid). Jurnal Protobiont. 2:2, 26-31.
Zahrina, dkk. (2017). Studi Morfologi Serbuk Sari Enam Anggota Familia Rubiceae. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah. 2:1, 114-123.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar