Jumat, 05 April 2019

Duduk Daun

Duduk Daun
Sit Leaves
Izziyatul Amal

Abstrak
Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2019 bertempat di Laboraturium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Daun pada batang mempunyai keteraturan susunannya. Daun terdapat pada buku-buku batang. Daun juga mempunyai susunan yang tetap pada spesies-spesies tumbuhan. Oleh karena itu tata letak daun sering dipergunakan  sebagai salah satu ciri pengenal bagi tumbuhan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal macam-macam duduk daun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan langsung duduk daun tumbuhan pandan wangi, pacing, mengkudu, asoka, alamanda, pulai, dan srikaya yang terdapat dalam area lingkungan sekitar dan mengidentifikasi serta mengenali duduk daun dari tiap daun tumbuhan yang diamati. Hasil dari praktikum ini adalah kami dapat mengetahui dan mengenal macam-macam duduk daun yang terdapat pada masing-masing tumbuhan yang diamati.
Kata kunci: Duduk Daun, Deret Fibonacci, Spirostik, Parastik.

Abstract
                    This practicum was held on March 19, 2019 at the Biology Laboratory FKIP Syiah Kuala University. Leaves on the stem have regularity. Leaves are found in stem books. Leaves also have a fixed arrangement in plant species. Therefore the layout of the leaves is often used as one of the identifying features of plants. This practicum aims to find out and recognize the various types of leaf seating. The method used in this study was by direct observation of the leaves of fragrant pandanus plants, pacing, noni, asoka, alamanda, pulai, and srikaya found in the surrounding environment and identifying and recognizing the seated leaves of each plant leaf observed. The results of this practicum are that we can know and recognize the various types of leaf sitting in each of the plants observed.
Keywords: Sitting Leaves, Fibonacci Series, Spirostich, Parastich.



Pendahuluan
Jika kita bandingkan duduknya daun pada batang berbagai jenis tumbuhan, ternyata bahwa ada perbedaan. Terutama perbedaan itu mengenai aturan letak daun-daun satu sama lain pada batang tadi. Aturan mengenai letaknya daun inilah yang dinamakan tata letak daun (Gembong, 2013, p.65).
            Tata letak daun atau duduk daun (Phyllotaxis) adalah aturan mengenai letak daun pada batang. Berdasarkan jumlah daun pada setiap bukunya, terdapat 4 macam duduk daun,yaitu: duduk daun tersebar (Sparsa), duduk daun berseling (Disticha), duduk daun berhadapan (Opposite), dan duduk daun berkarang (Verticillate) (Juwita, 2008, p.7).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang melekat pada batang. Secara morfologi daun lengkap terdiri atas tiga bagian yaitu pelepah atau upih (vagina), tangkai (petiol) dan helai daun (lamina) (Retno, 2015, p.30).
Auksin dapat memacu kerja giberelin dalam pemanjangan ruas-ruas batang sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah tempat tumbuh daun (nodus) pada tunas batang yang selanjutnya terjadi penambahan jumlah daun (Suyanti, 2013, p.29).
Rubiaceae merupakan tumbuhan berupa pohon, perdu, atau herba kadang-kadang memanjat. Rubiaceae memiliki ciri khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang memiliki daya tarik atau zat mint. Rubiaceae secara alami tumbuh di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga dataran tinggi (Zahrina, 2017, p.116).


Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di laboraturium FKIP Biologi Unversitas Syiah Kuala pada hari kamis tanggal 19 Maret 2019 pukul 15.50-17.30 WIB.

Target/ Subjek/ Populasi/ Sampel
Subjek diperoleh dari observasi lingkungan sekitar. Target yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah kami dapat mengamati dan mengenal macam-macam duduk daun pada tumbuhan yang terdapat pada lingkungan sekitar.

Prosedur
Mengamati dan mengenal bagian-duduk daun tumbuhan pandan wangi, pacing, mengkudu, asoka, alamanda, pulai, dan srikaya. Macam tumbuhan yang telah tersedia diamati. Kemudian diidentifikasi tumbuhan-tumbuhan yang ditemui lalu dikenali duduk daun pada tumbuhan tersebut. Setelah itu hasil pengamatan dicatat dan digambar.      

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Data dan instrumen yang kami dapatkan adalah  melalui observasi. Teknik pengumpulan data dalam praktikum ini kami lakukan secara RAL (Rangkaian Acak Lengkap) dimana objek yang kami teliti merupakan objek yang diamati di dalam ruangan.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang kami jabarkan adalah dengan metode kualitatif dimana setelah melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti kami melakukan penyajian data dengan menyimpulkan macam-macam duduk daun pada tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar dan penyajian data juga dilengkapi dengan gambaran atau secara deskriktif mengenai objek yang diamati.


Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Daun Pandan Wangi

Klasifikasi Tumbuhan Pandan Wangi
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Liliopsida
Ordo        : Pandales
Famili      : Pandanaceae
Genus      : Pandanus
Spesies    : Pandanus amaryllifolius Roxb.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius). Daun Pandanus amaryllifolius Roxb. tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga Pandanus amaryllifolius Roxb. majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih.
Berdasarkan pengamatan tumbuhan pandan wangi didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pandan wangi  merupakan spirostik tiga karena pada satu nodus terdapat tiga daun.

Gambar 2. Daun Pacing

Klasifikasi Tumbuhan Pacing
Kingdom : Plantae
Divisi      : Spermatophyta
Kelas       : Monocotyledonae
Ordo        : Zingiberales
Famili      : Zingiberaceae
Genus      : Costus
Jenis        : Costus speciosus Smith.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan pacing  (Costus speciocus J.Sm.). Tumbuhan jenis pacing atau yang dalam bahasa latin disebut dengan Costus speciosus merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Pacing sering dijadikan sebagai bahan untuk membuat ramuan obat berbagai macam penyakit (Ira, 2016, p.28).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan pacing  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pacing merupakan spirostik satu karena pada satu nodus terdapat satu daun. 



Gambar 3.Daun Mengkudu

Klasifikasi Tumbuhan Mengkudu
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : magnoliopsida
Ordo        : Rubiales
Famili      : Rubiaceae
Genus      : Morinda
Spesies    : Morinda citriffolia L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia L.). Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman jenis tropis yang terdistribusi di Asia Tenggara, Pasifik, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Tanaman ini dapat dimanfaatkan dari buah, daun, biji, dan bunganya. Secara empiris daun mengkudu dipergunakan sebagai kompres untuk menyembuhkan bagian kulit yang luka, sendi yang terkilir, dan juga untuk mengurangi rasa nyeri. Di beberapa daerah, infusa daunnya dikonsumsi sebagai minuman untuk pengobatan demam secara umum, pengobatan malaria, dan sebagai analgesik (Indah, 2013, p.227).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan mengkudu  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun mengkudu merupakan bersilang berhadapan karena pada satu nodus terdapat dua daun yang letaknya bersilang dan berhadapan. 


Gambar 4. Daun Asoka
  
Klasifikasi Tumbuhan Asoka
Kingdom : Plantae   
Divisi      : Spermatophyta
Kelas       : Dicotyledoneae
Ordo        : Rubiales
Famili      : Rubiaceae
Genus      : Ixora
Spesies    : Ixora paludosa L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan asoka (Ixora paludosa L.). Ixora paludosa (asoka)  tingginya bisa mencapai lebih dari 4 m. Lingkar pangkal batang bisa mencapai  40 cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna gelap yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak menempel pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya dengan akar tunggang. Kayunya relatif keras. Bentuk daun lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2 cm dan lebar daun bagian tengah 9,6 cm. Warna bunga merah dengan susunan menggerombol. Sedang untuk asoka hibrida dalam segala hal, ukurannya lebih kecil. Kelebihan dari soka hibrida warna bunganya lebih variatif dan mudah ditanam. Warna bunga asoka hibrida ada yang berwarna merah, jingga, merah muda, kuning dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan tumbuhan asoka didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun asoka merupakan bersilang berhadapan karena pada satu nodus terdapat dua daun yang letaknya bersilang dan berhadapan. 

Gambar 5. Daun AlamandaKlasifikasi Tumbuhan Alamanda
Kingdom  : Plantae              
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Apocynales
Famili       : Apcynaceae
Genus       : Allamanda
Spesies     : Allamanda cathartica L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan alamanda (Allamanda cathartica L.). Alamanda berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia. Perdu memanjat, tinggi dapat mencapai 6 m, berkayu, berbuku-buku, bercabang, dan bergetah. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak daun berkarang berbilangan 3-4, atau berhadapan. Helaian daun berbentuk jorong, ujungnya runcing, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan daun mengilap, berwarna hijau tua, panjang 10-20 cm, dan lebar 2-6 cm (Rina, 2016, p.44).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan alamanda  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun alamanda merupakan berkarang karena pada satu nodus terdapat banyak daun.















Gambar 6. Daun Pulai

Klasifikasi Tumbuhan Pulai
Kingdom : Plantae
Divisi      : Tracheophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Ordo        : Gentianales
Famili      : Apocynaceae
Genus   : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris L. R.Br.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan pulai (Alstonia scholaris L.). Tanaman pulai (Alstonia scholaris) termasuk dalam famili Apocynaceae dari suku kamboja-kambojaan biasa digunakan sebagai obat berbagai penyakit seperti mengobati deman, merangsang nafsu makan, malaria, dan pembesaran limpa. Kulit batang pulai mengandung saponin, flavanoid dan polifenol (Intan, 2016, p.80).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan pulai  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pulai merupakan berkarang karena pada satu nodus terdapat banyak daun.


Gambar 7. Daun Srikaya


Klasifikasi Tumbuhan Srikaya
Kingdom  : Plantae
Divisi       : Magnoliopsida
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Magnoliales
Famili       : Annonaceae
Genus       : Annona
Spesies     : Annona squamosa L.

Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan srikaya (Annona squamosa L.). Srikaya termasuk pohon buah-buahan kecil yang tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5 tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl (Fajar, 2010, p.1).
Berdasarkan pengamatan tumbuhan srikaya  didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun srikaya merupakan berseling karena pada satu nodus terdapat satu daun dan letaknya berseling.


Simpulan dan Saran
Simpulan
        Dari hasil pengamatan pada praktikum duduk daun ini kami mengambil kesimpulan bahwa duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang. Duduk daun pada pandan wangi adalah spirostik tiga, pacing spirostik satu, mengkudu bersilang berhadapan (Folia decussata), asoka bersilang berhadapan (Folia decussata), alamanda berkarang (Folia verticillata), pulai berkarang (Folia verticillata), dan srikaya berseling (Folia disticha).
Saran
Sebelum praktikum dilaksanakan pastikan praktikan memahami betul apa yang hendak diteliti atau sudah memiliki pengetahuan dasar tentang objek yang hendak dipraktikumkan sehingga pada saat praktikum berlangsung praktikan dapat mengindentifikasi objek secara akurat dan akan lebih mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengamatan objek.

Daftar Pustaka
Gembong. (2013). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 
Juwita. (2008). Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.
Retno. (2015). Identifikasi Tipe Stomata Pada Daun Tumbuhan Xerofit (Eurphobia spelendes), Hidrofit (Ipomea aquatica), dan Mesofit (Hibiscus rosa-sinensis). Jurnal Florea. 2:2, 28-32.
Suyanti, dkk. (2013). Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling dengan pemberian IBA (Indole Butyric Acid). Jurnal Protobiont. 2:2, 26-31.
Zahrina, dkk. (2017). Studi Morfologi Serbuk Sari Enam Anggota Familia Rubiceae. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah. 2:1, 114-123.

Bunga Majemuk


Bunga Majemuk
Compound Interest
Izziyatul Amal

Abstrak
Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2019 bertempat di Laboraturium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal macam-macam susunan bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan langsung bunga majemuk tumbuhan kembang merak, lamtoro, oleander, jarong, asoka, dan bunga matahari yang telah tersedia didalam laboraturium dengan mengidentifikasi serta mengenali susunan bunga majemuk dan bagian-bagian dari tiap bunga tumbuhan yang diamati. Hasil dari praktikum ini adalah kami dapat mengetahui dan mengenal macam-macam susunan bunga majemuk serta bagian-bagiannya yang terdapat pada masing-masing tumbuhan yang diamati.
Kata kunci: Bunga Lengkap, Majemuk Campuran, Majemuk Terbatas, Majemuk Tak Terbatas.

Abstract
      This practicum was held on March 26, 2019 at the Biology Laboratory FKIP Syiah Kuala University. Flowers are the reproductive organs in plants. Based on the type, interest is divided into single interest and compound interest. In a single flower, one stalk only supports one flower, whereas in compound interest, one stalk supports many flowers. This practicum aims to find out and recognize various types of compound interest and their parts. The method used in this study is by direct observation of compound flowers of peacock flowers, lamtoro, oleander, jarong, ashoka, and sunflowers that are available in the laboratory by identifying and recognizing compound flower arrangements and the parts of each plant flower observed. The results of this practicum are that we can know and recognize the types of compound flower arrangements and their parts found in each of the plants observed.
Keywords: Complete Interest, Mixed Compound, Compound Limited, Infinite Compound.


Pendahuluan
Bunga lengkap atau (complete flower) memiliki keempat organ dasar bunga. Beberapa spesies memiliki bunga tak lengkap (incomplete flower) yang tidak memiliki sepal, petal, stamen, atau karpel (Campbell, 2012, p.388).
            Bunga majemuk tak terbatas atau (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas (Gembong, 2013, p.129).
Bunga sempurna atau bunga lengkap (flos completes) yaitu bunga yang terdiri dari kelopak, tajuk bunga atau mahkota bunga, benang sari dan putik (Kadek, 2017, p.73).
Bunga majemuk campuran atau (inflorescentia mixta) yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat majemuk berbatas maupun sifat bunga tak terbatas (Wildan, 2016, p.308).
Bunga majemuk yang tersusun dalam tipe berbatas (inflorescences cymosa) yang setiap ujung ibu tangkai bunga selalu ditutupi dengan daun pelindung bunga (Evayusvita, 2018, p.15).


Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di laboraturium FKIP Biologi Unversitas Syiah Kuala pada hari kamis tanggal 26 Maret 2019 pukul 15.50-17.30 WIB.

Target/ Subjek/ Populasi/ Sampel
Subjek diperoleh dari observasi lingkungan sekitar. Target yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah kami dapat mengamati dan mengenal macam-macam susunan bunga majemuk dan bagian-bagiannya  pada tumbuhan yang diamati.
  
Prosedur
Mengamati dan mengenal susunan  bunga majemuk dan bagian-bagian tumbuhan kembang merak, lamtoro, oleander, jarong, asoka dan bunga matahari. Macam Tumbuhan yang telah tersedia diamati susunan bunganya. Kemudian diidentifikasi lalu dikenali bagian-bagian pada tumbuhan tersebut. Setelah itu hasil pengamatan dicatat dan digambar.      

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Data dan instrumen yang kami dapatkan adalah  melalui pengamatan langsung pada objek. Teknik pengumpulan data dalam praktikum ini kami lakukan secara RAL (Rangkaian Acak Lengkap) dimana objek yang kami teliti merupakan objek yang diamati di dalam Laboraturium.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang kami jabarkan adalah dengan metode kualitatif dimana setelah melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti kami melakukan penyajian data dengan menyimpulkan macam-macam susunan bunga majemuk dan bagian-bagiannya pada tumbuhan dan penyajian data juga dilengkapi dengan gambaran atau secara deskriktif mengenai objek yang diamati.


Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Bunga Kembang Merak

Klasifikasi Bunga Kembang Merak
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopdida
Ordo        : Fabales
Famili      : Caesalpiniaceae
Genus      : Caesapinia
Spesies    : Caesalpinia pulcherrima

Mengamati dan mengenal susunan bunga majemuk tumbuhan kembang merak (Caesalpinia pulcherrima). C. pulcherrima, dikenal dengan nama bunga merak. Tumbuhan ini lebih sering menjadi penghias pekarangan rumah karena bunganya memiliki warna mencolok (Yasir, 2017, p.360).
Berdasarkan hasil pengamatan dari tumbuhan kembang merak didapati hasil susunan bunga majemuk pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa susunan bunga kembang merak merupakan susunan majemuk tak terbatas dan berbentuk tandan, karena pada ibu tangkai terdapat cabang-cabang yang menjulang keluar satu persatu yang mendukung setiap bunga. Tumbuhan ini memiliki tangkai karangan bunga, tidak memiliki daun pelindung, tidak memiliki daun tangkai, memiliki ibu tangkai, dan memiliki tangkai bunga.

Gambar 2.  Bunga Lamtoro

Klasifikasi Bunga Lamtoro
Kingdom   : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Famili       : Mimosaceae
Genus       : Leucaena
Spesies     : Leucaena glauca

Mengamati dan mengenal susunan bunga majemuk tumbuhan lamtoro (Leucaena glauca). Lamtoro adalah tumbuhan leguminosa daerah tropis dan berasal dari Amerika Tengah. Di Indonesia dikenal dengan nama petai cina, petai metir, peuteuy selong dan kemlandingan (Novi, 2013, p.205).
Berdasarkan hasil pengamatan dari  tumbuhan lamtoro didapati hasil susunan bunga majemuk pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa susunan bunga lamtoro merupakan susunan majemuk tak terbatas dan berbentuk bongkol, karena susunan bunganya membulat membentuk bongkol. Tumbuhan ini memiliki tangkai karangan bunga, tidak memiliki daun pelindung, tidak memiliki daun tangkai, memiliki ibu tangkai, dan memiliki tangkai bunga.



 Gambar 3. Bunga Oleander

Klasifikasi Bunga Oleander
Kingdom  : Plantae
Divisi       : Magnoliphyta
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Gentianales
Famili       : Apocynaceae
Genus       : Nerium
Spesies     : Nerium olenader

Mengamati dan mengenal susunan bunga majemuk tumbuhan oleander (Nerium olenader). Tanaman oleander berasal dari Maroko dan Portugal dan masuk ke dalam famili apocynaceae.  Penyebarannya melalui jalur mediterania sampai ke Asia Tenggara.  Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai 2-6 meter, dengan batang yang tegak dan bercabang-cabang (Siska, 2016, p.23).
Berdasarkan hasil pengamatan dari tumbuhan oleander didapati hasil susunan bunga majemuk pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa susunan bunga oleander merupakan susunan majemuk terbatas dan berbentuk menggarpu, karena pada masing-masing ibu tangkai terdapat satu bunga. Tumbuhan ini memiliki tangkai karangan bunga, tidak memiliki daun pelindung, memiliki daun tangkai, memiliki ibu tangkai, dan memiliki tangkai bunga.



Gambar 4. Bunga Jarong

Klasifikasi Bunga Jarong
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Ordo        : Lamiales
Famili      : Verbenaceae
Genus      : Stachytarpheta
Spesies    : Stachytarpheta jamaicensis V. 

Mengamati dan mengenal susunan bunga majemuk tumbuhan jarong (Pencut Kuda) (Stachytarpheta jamaicensis V.). Pecut Kuda merupakan tumbuhan tak  berkayu (terna)  yang tumbuh tegak dengan tinggi bisa mencapai ± 200 cm, dapat berusia tahunan. Pecut kuda berasal dari Amerika tropis, banyak  ditemukan di daerah cerah maupun yang teduh terlindung dari sinar matahari  pada ketinggian 1-1500 m dpl. Pecut kuda banyak tumbuh liar di tanah-tanah yang kosong, di lereng pegunungan, dan di pekarangan-pekarangan rumah. Pecut kuda memiliki 2 varian warna bunga, ungu dan putih (Christien, 2011, p.8).
Berdasarkan hasil pengamatan dari tumbuhan jarong didapati hasil susunan bunga majemuk pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa susunan bunga jarong merupakan susunan majemuk tak terbatas dan berbentuk bulir, karena pada satu ibu tangkai menempel beberapa bunga sehingga tampak seperti bulir-bulir. Tumbuhan ini memiliki tangkai karangan bunga, memiliki daun pelindung, memiliki daun tangkai, memiliki ibu tangkai, dan tidak memiliki tangkai bunga.  

Gambar 5. Bunga Asoka

Klasifikasi Bunga Asoka
Kingdom : Plantae
Divisi       : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Rubiales
Famili       : Rubiaceae
Genus       : Ixora
Spesies     : Ixora grandiflora L.

Mengamati dan mengenal susunan bunga majemuk tumbuhan asoka (Ixora grandiflora L.). Tanaman bunga asoka tidak memiliki daun yang lengkap, hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun. Bunganya bersifat majemuk, berkelamin dua, serta bergerombol. Kelopak bunganya memiliki bentuk mirip corong, benang sari berjumlah empat dan kepala sari menempel pada bagian mahkota bunga. Warna bunga dari tanaman asoka ini bermacam-macam, mulai dari warna merah muda, merah terang, bahkan juga jingga.
Berdasarkan hasil pengamatan dari tumbuhan asoka didapati hasil susunan bunga majemuk pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa susunan bunga asoka merupakan susunan majemuk campuran dan berbentuk malai rata, karena bunganya berkumpul dan bila dilihat permukaannya rata. Tumbuhan ini memiliki tangkai karangan bunga, memiliki daun pelindung, memiliki daun tangkai, memiliki ibu tangkai, dan memiliki tangkai bunga.
Gambar 6. Tumbuhan Bunga Matahari

Klasifikasi Bunga Matahari
Kingdom : Plantae
Divisi       : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo         : Asterales
Famili       : Asteraceae
Genus       : Helianthus
Spesies     : Helianthus annuus

Mengamati dan mengenal susunan bunga majemuk tumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus). Bunga matahari (Helianthus annuus L.) termasuk famili compositae. Tanaman bunga matahari berasal dari Meksiko dan Peru Amerika Latin. Di Indonesia, bunga matahari sudah di teliti sejak tahun 1970. Pada mulanya tanaman bunga matahari dikenal sebagai tanaman hias, kini manfaatnya semakin luas. Salah satu produk utama bunga matahari adalah biji-bijinya yang diolah sebagai bahan baku industri makanan berupa kwaci dan penghasil minyak nabati yang dibutuhkan dalam industri minyak (Dewa, 2012, p.59).
Berdasarkan  hasil pengamatan dari tumbuhan bunga matahari didapati hasil susunan bunga majemuk pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa susunan bunga matahari merupakan susunan majemuk tak terbatas dan berbentuk cawan, karena kelopak bunganya tersusun rapat dan terlihat seperti bentuk cawan. Tumbuhan ini memiliki tangkai karangan bunga, memiliki daun pelindung, memiliki daun tangkai, memiliki ibu tangkai, dan memiliki tangkai bunga.


Simpulan dan Saran
Simpulan
        Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum bunga majemuk ini kami mengambil kesimpulan bahwa bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, benang sari,dan putik. Bunga majemuk memiliki tiga jenis yaitu majemuk terbatas (inflorescences cymosa), majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), dan majemuk campuran (inflorescentia mixta). Yang termasuk bunga majemuk terbatas adalah bunga oleander. Bunga majemuk tak terbatas adalah bunga kembang merak, lamtoro, jarong, dan bunga matahari. Dan bunga majemuk campuran adalah bunga asoka.
Saran
Sebelum praktikum dilaksanakan pastikan praktikan memahami betul apa yang hendak diteliti atau sudah memiliki pengetahuan dasar tentang objek yang hendak dipraktikumkan sehingga pada saat praktikum berlangsung praktikan akan dapat mengindentifikasi objek secara akurat dan akan lebih mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengamatan objek.

Daftar Pustaka
Campbell. (2012). Biologi Edisi 8 Jilid 2. (Terjemahan D.T. Wulandari). Jakarta: Erlangga.
Evayusvita, Agus. (2018). Morfologi dan Perkembangan Buah-Buah Tembesu (Fragraea fragrans). Jurnal PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. 4:1, 13-19.
Gembong. (2013). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kadek. (2017). Struktur  Morfologi Bunga dan Anatomi Serbuk Sari Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricencis). Jurnal Media Sains. 1:2, 71-76.
Wildan, dkk. (2016). Eksplorasi dan Identifikasi Karakter Morfologi Tanaman Cincau Hitam (Mesona Palutris BL) Di Pacitan Magetan, dan Poenogoro. Jurnal Produksi Tanaman. 4:4, 306-310.