Duduk Daun
Sit
Leaves
Izziyatul Amal
Abstrak
Praktikum ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2019
bertempat di Laboraturium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Daun pada
batang mempunyai keteraturan susunannya. Daun terdapat pada buku-buku batang.
Daun juga mempunyai susunan yang tetap pada spesies-spesies tumbuhan. Oleh
karena itu tata letak daun sering dipergunakan sebagai salah satu ciri pengenal bagi
tumbuhan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal macam-macam duduk daun. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan pengamatan langsung duduk daun tumbuhan pandan
wangi, pacing, mengkudu, asoka, alamanda, pulai, dan srikaya yang terdapat
dalam area lingkungan sekitar dan mengidentifikasi serta mengenali duduk daun dari
tiap daun tumbuhan yang diamati. Hasil dari praktikum ini adalah kami dapat
mengetahui dan mengenal macam-macam duduk daun yang terdapat pada masing-masing
tumbuhan yang diamati.
Kata kunci: Duduk Daun, Deret Fibonacci, Spirostik, Parastik.
Abstract
This practicum was held on March 19, 2019 at the Biology Laboratory FKIP Syiah Kuala University. Leaves on the stem have regularity. Leaves are found in stem books. Leaves also have a fixed arrangement in plant species. Therefore the layout of the leaves is often used as one of the identifying features of plants. This practicum aims to find out and recognize the various types of leaf seating. The method used in this study was by direct observation of the leaves of fragrant pandanus plants, pacing, noni, asoka, alamanda, pulai, and srikaya found in the surrounding environment and identifying and recognizing the seated leaves of each plant leaf observed. The results of this practicum are that we can know and recognize the various types of leaf sitting in each of the plants observed.
Keywords:
Sitting Leaves, Fibonacci Series, Spirostich, Parastich.
Pendahuluan
Jika kita bandingkan
duduknya daun pada batang berbagai jenis tumbuhan, ternyata bahwa ada
perbedaan. Terutama perbedaan itu mengenai aturan letak daun-daun satu sama
lain pada batang tadi. Aturan mengenai letaknya daun inilah yang dinamakan tata
letak daun (Gembong, 2013, p.65).
Tata
letak daun atau duduk daun (Phyllotaxis)
adalah aturan mengenai letak daun pada batang. Berdasarkan jumlah daun pada
setiap bukunya, terdapat 4 macam duduk daun,yaitu: duduk daun tersebar (Sparsa), duduk daun berseling (Disticha), duduk daun berhadapan (Opposite), dan duduk daun berkarang (Verticillate) (Juwita, 2008, p.7).
Daun merupakan salah
satu organ tumbuhan yang melekat pada batang. Secara morfologi daun lengkap
terdiri atas tiga bagian yaitu pelepah atau upih (vagina), tangkai (petiol)
dan helai daun (lamina) (Retno, 2015,
p.30).
Auksin dapat memacu
kerja giberelin dalam pemanjangan ruas-ruas batang sehingga menyebabkan
meningkatnya jumlah tempat tumbuh daun (nodus)
pada tunas batang yang selanjutnya terjadi penambahan jumlah daun (Suyanti, 2013,
p.29).
Rubiaceae merupakan tumbuhan berupa pohon,
perdu, atau herba kadang-kadang memanjat. Rubiaceae
memiliki ciri khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang memiliki daya tarik
atau zat mint. Rubiaceae secara alami
tumbuh di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga dataran tinggi (Zahrina,
2017, p.116).
Metode/Cara
Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan
di laboraturium FKIP Biologi Unversitas Syiah Kuala pada hari kamis tanggal 19 Maret
2019 pukul 15.50-17.30 WIB.
Target/ Subjek/ Populasi/ Sampel
Subjek diperoleh dari
observasi lingkungan sekitar. Target yang hendak kami capai dalam praktikum ini
adalah kami dapat mengamati dan mengenal macam-macam duduk daun pada tumbuhan yang
terdapat pada lingkungan sekitar.
Prosedur
Mengamati dan
mengenal bagian-duduk daun tumbuhan pandan wangi, pacing, mengkudu, asoka, alamanda,
pulai, dan srikaya. Macam tumbuhan yang telah tersedia diamati. Kemudian diidentifikasi
tumbuhan-tumbuhan yang ditemui lalu dikenali duduk daun pada tumbuhan tersebut.
Setelah itu hasil pengamatan dicatat dan digambar.
Data, Instrumen, dan Teknik
Pengumpulan Data
Data dan instrumen
yang kami dapatkan adalah melalui observasi.
Teknik pengumpulan data dalam praktikum ini kami lakukan secara RAL (Rangkaian
Acak Lengkap) dimana objek yang kami teliti merupakan objek yang diamati di dalam
ruangan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data
yang kami jabarkan adalah dengan metode kualitatif dimana setelah melakukan
pengamatan terhadap objek yang diteliti kami melakukan penyajian data dengan
menyimpulkan macam-macam duduk daun pada tumbuhan yang terdapat di lingkungan
sekitar dan penyajian data juga dilengkapi dengan gambaran atau secara
deskriktif mengenai objek yang diamati.
Hasil
dan Pembahasan
Gambar
1. Daun Pandan Wangi
Klasifikasi Tumbuhan Pandan Wangi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.
Mengamati dan mengenal duduk daun tumbuhan Pandan
Wangi (Pandanus amaryllifolius). Daun Pandanus amaryllifolius Roxb.
tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam
garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi
rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada
ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga Pandanus amaryllifolius Roxb. majemuk, bentuk bongkol, warnanya
putih.
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan pandan wangi didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada
gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pandan wangi merupakan spirostik tiga karena pada satu
nodus terdapat tiga daun.
Gambar 2. Daun Pacing
Klasifikasi Tumbuhan
Pacing
Kingdom : Plantae
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Costus
Jenis : Costus speciosus Smith.
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Costus
Jenis : Costus speciosus Smith.
Mengamati dan
mengenal duduk daun tumbuhan pacing (Costus speciocus J.Sm.). Tumbuhan jenis pacing atau yang dalam
bahasa latin disebut dengan Costus
speciosus merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Pacing
sering dijadikan sebagai bahan untuk membuat ramuan obat berbagai macam
penyakit (Ira, 2016, p.28).
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan pacing didapati hasil duduk
daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk
daun pacing merupakan spirostik satu karena pada satu nodus terdapat satu
daun.
Gambar
3.Daun Mengkudu
Klasifikasi Tumbuhan Mengkudu
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda
citriffolia L.
Mengamati dan
mengenal duduk daun tumbuhan mengkudu (Morinda
citrifolia L.). Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman
jenis tropis yang terdistribusi di Asia Tenggara, Pasifik, Amerika Selatan, dan
Amerika Tengah. Tanaman ini dapat dimanfaatkan dari buah, daun, biji, dan
bunganya. Secara empiris daun mengkudu dipergunakan sebagai kompres untuk
menyembuhkan bagian kulit yang luka, sendi yang terkilir, dan juga untuk
mengurangi rasa nyeri. Di beberapa daerah, infusa daunnya dikonsumsi sebagai
minuman untuk pengobatan demam secara umum, pengobatan malaria, dan sebagai
analgesik (Indah, 2013, p.227).
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan mengkudu didapati hasil duduk
daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk
daun mengkudu merupakan bersilang berhadapan karena pada satu nodus terdapat
dua daun yang letaknya bersilang dan berhadapan.
Gambar 4. Daun Asoka
Klasifikasi Tumbuhan Asoka
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora paludosa L.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora paludosa L.
Mengamati dan
mengenal duduk daun tumbuhan asoka (Ixora paludosa L.). Ixora
paludosa (asoka) tingginya bisa
mencapai lebih dari 4 m. Lingkar pangkal batang bisa mencapai 40 cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna
gelap yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak
menempel pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya dengan akar tunggang.
Kayunya relatif keras. Bentuk daun lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2
cm dan lebar daun bagian tengah 9,6 cm. Warna bunga merah dengan susunan
menggerombol. Sedang untuk asoka hibrida dalam segala hal, ukurannya lebih kecil.
Kelebihan dari soka hibrida warna bunganya lebih variatif dan mudah ditanam.
Warna bunga asoka hibrida ada yang berwarna merah, jingga, merah muda, kuning
dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan asoka didapati hasil duduk daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di
atas jelas terlihat bahwa duduk daun asoka merupakan bersilang berhadapan
karena pada satu nodus terdapat dua daun yang letaknya bersilang dan
berhadapan.
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apocynales
Famili : Apcynaceae
Genus : Allamanda
Spesies : Allamanda
cathartica L.
Mengamati dan
mengenal duduk daun tumbuhan alamanda (Allamanda
cathartica L.).
Alamanda berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia. Perdu memanjat, tinggi dapat
mencapai 6 m, berkayu, berbuku-buku, bercabang, dan bergetah. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak daun berkarang berbilangan 3-4, atau berhadapan.
Helaian daun berbentuk jorong, ujungnya runcing, pangkal menyempit, tepi rata,
permukaan daun mengilap, berwarna hijau tua, panjang 10-20 cm, dan lebar 2-6 cm
(Rina, 2016, p.44).
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan alamanda didapati hasil duduk
daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk
daun alamanda merupakan berkarang karena pada satu nodus terdapat banyak daun.
Klasifikasi
Tumbuhan Pulai
Kingdom : Plantae
Divisi :
Tracheophyta
Ordo :
Gentianales
Famili :
Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris
L. R.Br.
Mengamati dan
mengenal duduk daun tumbuhan pulai (Alstonia scholaris L.).
Tanaman pulai (Alstonia scholaris)
termasuk dalam famili Apocynaceae dari
suku kamboja-kambojaan biasa digunakan sebagai obat berbagai penyakit seperti
mengobati deman, merangsang nafsu makan, malaria, dan pembesaran limpa. Kulit
batang pulai mengandung saponin, flavanoid dan polifenol (Intan, 2016, p.80).
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan pulai didapati hasil duduk daun
pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk daun pulai
merupakan berkarang karena pada satu nodus terdapat banyak daun.
Gambar
7. Daun Srikaya
Klasifikasi
Tumbuhan Srikaya
Kingdom :
Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L.
Mengamati dan mengenal duduk daun
tumbuhan srikaya (Annona squamosa L.). Srikaya termasuk pohon buah-buahan
kecil yang tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari
langsung. Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah
berumur 3-5 tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau
tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl (Fajar, 2010, p.1).
Berdasarkan pengamatan
tumbuhan srikaya didapati hasil duduk
daun pada tumbuhan tersebut. Pada gambar di atas jelas terlihat bahwa duduk
daun srikaya merupakan berseling karena pada satu nodus terdapat satu daun dan
letaknya berseling.
Simpulan
dan Saran
Simpulan
Dari hasil pengamatan pada praktikum duduk
daun ini kami mengambil kesimpulan bahwa duduknya daun pada batang memiliki
aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun
pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat
pada suatu buku-buku batang. Duduk daun pada pandan wangi adalah spirostik
tiga, pacing spirostik satu, mengkudu bersilang berhadapan (Folia decussata), asoka bersilang
berhadapan (Folia decussata),
alamanda berkarang (Folia verticillata),
pulai berkarang (Folia verticillata),
dan srikaya berseling (Folia disticha).
Saran
Sebelum
praktikum dilaksanakan pastikan praktikan memahami betul apa yang hendak
diteliti atau sudah memiliki pengetahuan dasar tentang objek yang hendak
dipraktikumkan sehingga pada saat praktikum berlangsung praktikan dapat mengindentifikasi
objek secara akurat dan akan lebih mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses
pengamatan objek.
Daftar
Pustaka
Gembong.
(2013). Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Juwita.
(2008). Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Retno.
(2015). Identifikasi Tipe Stomata Pada Daun Tumbuhan Xerofit (Eurphobia spelendes), Hidrofit (Ipomea aquatica), dan Mesofit (Hibiscus rosa-sinensis). Jurnal Florea. 2:2, 28-32.
Suyanti,
dkk. (2013). Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling dengan pemberian IBA (Indole Butyric Acid). Jurnal Protobiont. 2:2, 26-31.
Zahrina,
dkk. (2017). Studi Morfologi Serbuk Sari Enam Anggota Familia Rubiceae. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah. 2:1, 114-123.